Menyambung
dari posting sebelumnya “HATI”, saya ingin cerita kenapa kita sebagai makhluk social
tetap membutuhkan ruang untuk mencintai diri sendiri. Hal-hal yang akan saya
ceritakan merupakan alasan versi saya dan dari sudut pandang saya. Kalo ada
yang punya alasan sendiri, boleh berbagi dikolom komentar atau menghubungi saya
via email ^^
I
love my self, aku mencintai diriku sendiri. Tau kenapa? Karena ini merupakan
salah satu bentuk apresiasi atau rasa syukur. Nggak cuma buat Tuhan, tapi
memang untuk diri kita sendiri. Sadar gak selama ini kita udah jahat banget
sama diri kita sendiri? Sadar? Nggak?
Kalo
kita menang suatu perlombaan, mendapatkan penghargaan, lulus ujian atau lulus
kuliah, sering banget kita bilang terima kasih ke semua orang yang udah bantuin
kita. (bener kan) tapi ada kalimat yang sedikit gak enak buat saya, yaitu: “tanpa
kalian semua saya gak akan bisa seperti ini”. Kalimat kaya gitu
seriiiiiiiiiiiing banget kita denger kalo ada acara penganugerahan award, iya
kan? Tapi kita gak pernah bilang terima kasih sama diri kita sendiri. Karena
disadari atau tidak, diri kita sendirilah yang berjuang untuk mencapai apa yang
kita mau. Mau ada ribuan pendukung, jutaan sponsor, tapi kalau diri kita
sendiri gak berjuang mencapai apa yang kita impikan, gimana bisa? Kaya kebelet
pipis tapi gak mau ke kamar mandi. Emang pipisnya bisa dititipin apa? Zzzzzzzzzz.
Misal,
saya pengen jadi penyanyi. Otomatis saya belajar nyanyi, latihan, ikut audisi
segala macem. Memang pasti ada support dari orang lain, saya gak pungkirin itu,
toh sudah saya bilang juga di post sebelumnya kalo kita manusia adalah makhluk sosial.
Tapi, pernah gak sesekali kita mikir, mao dikasi motivasi sebanyak/sebagus
apapun dari siapapun, kalo diri kita sendiri gak mau ngelakuin terus gimana?
Ibarat kata, kita gak doyan makan cabe terus dikasi motivasi makan cabe, ya
tetep aja gak mau. Kalopun tetep dilakuin pasti dengan hati yang gak iklas dan
hasilnya juga gak bagus (misalnya jadi marah-marah ke orang yang nyuruh kita
makan cabe).
Pernah
gak kita berpikir kalo setiap hari, diri kita sendiri lah yang selalu berjuang
keras untuk melakukan sesuatu atau melakukan hal yang bisa membahagiakan
orang-orang sekitar. Motivation is just the trigger. Dari pagi sampe malam
kuliah, belajar, bekerja, mencoba untuk tidak mengeluh. Sebuah kata “terima
kasih” adalah hal yang wajar untuk diucapkan saya rasa.
Hal
ini saya sadari setelah membaca buku “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”
karya biksu hutan, Ajahn Brahm. Dalam bukunya beliau menceritakan bahwa setiap
pagi bangun tidur, beliau akan menghadap cermin, senyum, lalu berkata “Selamat
pagi,diriku”. Di akhir hari menjelang tidurnya, beliau akan melakukan hal yang
sama tetapi dengan ucapan sedikit berbeda, yaitu: “Selamat malam diriku. Terima
kasih karena sudah bekerja keras hari ini”. Yah, kira-kira seperti itulah hal
yang beliau lakukan.
Cerita
tersebut membuka hati dan pikiran saya bahwa selain orang-orang di luar sana
yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang, ternyata masih ada sebuah sosok
yang sangat dekat yang membutuhkan perhatian, diri sendiri. Ini bukanlah bentuk
keegoisan, sekali lagi ini hanyalah bentuk apresiasi atas apa yang diri kita
telah lakukan. So, in the end in this post I wanna say “I love my self, how
about you?” ;)
#begrateful
#lifeisgreat #stayawesome
Tidak ada komentar:
Posting Komentar