Jumat, 14 Maret 2014

I Love My Self

Menyambung dari posting sebelumnya “HATI”, saya ingin cerita kenapa kita sebagai makhluk social tetap membutuhkan ruang untuk mencintai diri sendiri. Hal-hal yang akan saya ceritakan merupakan alasan versi saya dan dari sudut pandang saya. Kalo ada yang punya alasan sendiri, boleh berbagi dikolom komentar atau menghubungi saya via email ^^

I love my self, aku mencintai diriku sendiri. Tau kenapa? Karena ini merupakan salah satu bentuk apresiasi atau rasa syukur. Nggak cuma buat Tuhan, tapi memang untuk diri kita sendiri. Sadar gak selama ini kita udah jahat banget sama diri kita sendiri? Sadar? Nggak?

Kalo kita menang suatu perlombaan, mendapatkan penghargaan, lulus ujian atau lulus kuliah, sering banget kita bilang terima kasih ke semua orang yang udah bantuin kita. (bener kan) tapi ada kalimat yang sedikit gak enak buat saya, yaitu: “tanpa kalian semua saya gak akan bisa seperti ini”. Kalimat kaya gitu seriiiiiiiiiiiing banget kita denger kalo ada acara penganugerahan award, iya kan? Tapi kita gak pernah bilang terima kasih sama diri kita sendiri. Karena disadari atau tidak, diri kita sendirilah yang berjuang untuk mencapai apa yang kita mau. Mau ada ribuan pendukung, jutaan sponsor, tapi kalau diri kita sendiri gak berjuang mencapai apa yang kita impikan, gimana bisa? Kaya kebelet pipis tapi gak mau ke kamar mandi. Emang pipisnya bisa dititipin apa? Zzzzzzzzzz.

Misal, saya pengen jadi penyanyi. Otomatis saya belajar nyanyi, latihan, ikut audisi segala macem. Memang pasti ada support dari orang lain, saya gak pungkirin itu, toh sudah saya bilang juga di post sebelumnya kalo kita manusia adalah makhluk sosial. Tapi, pernah gak sesekali kita mikir, mao dikasi motivasi sebanyak/sebagus apapun dari siapapun, kalo diri kita sendiri gak mau ngelakuin terus gimana? Ibarat kata, kita gak doyan makan cabe terus dikasi motivasi makan cabe, ya tetep aja gak mau. Kalopun tetep dilakuin pasti dengan hati yang gak iklas dan hasilnya juga gak bagus (misalnya jadi marah-marah ke orang yang nyuruh kita makan cabe).

Pernah gak kita berpikir kalo setiap hari, diri kita sendiri lah yang selalu berjuang keras untuk melakukan sesuatu atau melakukan hal yang bisa membahagiakan orang-orang sekitar. Motivation is just the trigger. Dari pagi sampe malam kuliah, belajar, bekerja, mencoba untuk tidak mengeluh. Sebuah kata “terima kasih” adalah hal yang wajar untuk diucapkan saya rasa.

Hal ini saya sadari setelah membaca buku “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya” karya biksu hutan, Ajahn Brahm. Dalam bukunya beliau menceritakan bahwa setiap pagi bangun tidur, beliau akan menghadap cermin, senyum, lalu berkata “Selamat pagi,diriku”. Di akhir hari menjelang tidurnya, beliau akan melakukan hal yang sama tetapi dengan ucapan sedikit berbeda, yaitu: “Selamat malam diriku. Terima kasih karena sudah bekerja keras hari ini”. Yah, kira-kira seperti itulah hal yang beliau lakukan.

Cerita tersebut membuka hati dan pikiran saya bahwa selain orang-orang di luar sana yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang, ternyata masih ada sebuah sosok yang sangat dekat yang membutuhkan perhatian, diri sendiri. Ini bukanlah bentuk keegoisan, sekali lagi ini hanyalah bentuk apresiasi atas apa yang diri kita telah lakukan. So, in the end in this post I wanna say “I love my self, how about you?” ;)


#begrateful #lifeisgreat #stayawesome

Tidak ada komentar:

Posting Komentar