Senin, 06 Juni 2011

PEH CUN / DUAN WU 端午

Adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan ( 扒船, mendayung perahu). Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktek umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek dan telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou. Perayaan festival ini yang biasa kita ketahui adalah makan bakcang (肉粽, rouzong) dan perlombaan dayung perahu naga.

Asal Usul
Dari catatan sejarah dan cerita turun temurun dalam masyarakat Cina, asal usul festival ini dapat dirangkum menjadi 2 kisah:

Peringatan atas Qu Yuan
Umumnya orang Tionghoa menganggap bahwa Hari Peh Cun adalah satu festival yang diadakan untuk memperingati Qu Yuan, seorang pujangga Tiongkok yang patriotik. Qu Yuan pernah menjadi pejabat tinggi Negara Chu pada Zaman Negara-negara Berperang dari tahun 475 sampai 221 Sebelum Masehi. Pada zaman itu, Tiongkok terpecah belah menjadi 7 negara yang saling berperang. Berangsur-angsur, Negara Qin di bagian barat laut Tiongkok, kira-kira di Propinsi Shaanxi sekarang semakin kuat dan mengancam keamanan ke-6 negara yang lain. Qu Yuan yang patriotik mengusulkan kepada Raja Negara Chu, yang kira-kira terletak di Propinsi Hunan Tiongkok Selatan sekarang, agar bersekutu dengan Negara Qi dan bersama-sama melawan Negara Qin, namun gara-gara adu domba beberapa pejabat lain yang memihak Negara Qin, Qu Yuan dipecat dari jabatannya oleh Raja Negara Chu dan hidup dalam pembuangan. Pada tahun 278 Sebelum Masehi, Negara Chu ditaklukkan oleh Negara Qin. Pada tanggal 5 bulan ke-5 Imlek tahun itu, Qu Yuan bunuh diri dengan menceburkan diri ke Sungai Mi Luo. Konon setelah Qu Yuan bunuh diri, penduduk setempat berdatangan ke sungai itu untuk mencari jenazahnya seraya membuang bacang ke sungai itu agar ikan di sungai itu tidak menggerogoti jenazahnya. Lama-kelamaan kegiatan itu menjadi suatu tradisi dan setiap tanggal 5 bulan ke-5 Imlek penduduk setempat pasti mengadakan lomba dayung untuk memperingati Qu Yuan. Kegiatan ini sekarang juga diikuti oleh para peserta dari negara-negara lain. Pada hari Pehcun pasti disajikan bacang.

Tradisi Suku Kuno Yue di Cina Selatan
Perayaan sejenis Peh Cun ini juga telah dirayakan oleh suku Yue di selatan Cina pada zaman Dinasti Qin dan Dinasti Han. Perayaan yang mereka lakukan adalah satu bentuk peringatan dan penghormatan kepada nenek moyang mereka. Kemudian setelah terasimilasi secara budaya dengan suku Han yang mayoritas, perayaan ini kemudian berubah dan berkembang menjadi perayaan Peh Cun yang sekarang kita kenal.

Peringatan atas Wu Zi-xu
Ini adalah versi lain yang juga populer di pesisir timur Tiongkok. Wu Zi-Xu adalah orang negara Chu pada zaman Musim Semi dan Gugur (Chun Qiu Shi Dai, 770 SM ~ 476 SM), namun karena keluarganya dibunuh oleh Raja Chu menyebabkan ia pergi membantu negara Wu menyerang negara Chu. Kerajaan Wu menang perang berkat jasanya. Sayangnya, setelah Raja Wu He Lu meninggal dan digantikan anaknya, anaknya tidaklah begitu menghormati Wu Zi-Xu. Wu Zi-Xu yang menasehatkan raja baru untuk menyerang negara Yue tidak digubris dan malah ia difitnah oleh menteri negara Wu yang bersekongkol dengan negara Yue mengharuskan ia dihukum mati. Setelah meninggal, jenazahnya kemudian dibuang oleh menteri ke dalam sungai. Sehingga, orang-orang kemudian merayakan hari raya Duan Wu untuk memperingatinya.

Kegiatan dan Tradisi
Lomba Perahu Naga : Tradisi perlombaan perahu naga ini telah ada sejak zaman negara-negara berperang. Perlombaan ini masih ada sampai sekarang dan diselenggarakan setiap tahunnya baik di Cina Daratan, Hong Kong, Taiwan maupun di Amerika Serikat. Bahkan ada perlombaan berskala internasional yang dihadiri oleh peserta-peserta dari manca negara, kebanyakan berasal dari Eropa ataupun Amerika Utara. Perahu naga ini biasanya didayung secara beregu sesuai panjang perahu tersebut.
Makan Bakcang : Tradisi makan bakcang secara resmi dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam festival Peh Cun sejak Dinasti Jin. Sebelumnya, walaupun bakcang telah populer di Cina, namun belum menjadi makanan simbolik festival ini. Bentuk bakcang sebenarnya juga bermacam-macam dan yang kita lihat sekarang hanya salah satu dari banyak bentuk dan jenis bakcang tadi. Di Taiwan, di zaman Dinasti Ming akhir, bentuk bakcang yang dibawa oleh pendatang dari Fujian adalah bulat gepeng, agak lain dengan bentuk prisma segitiga yang kita lihat sekarang. Isi bakcang juga bermacam-macam dan bukan hanya daging. Ada yang isinya sayur-sayuran, ada pula yang dibuat kecil-kecil namun tanpa isi yang kemudian dimakan bersama serikaya, gula manis.
Menggantungkan Rumput Ai dan Changpu : Peh Cun yang jatuh pada musim panas biasanya dianggap sebagai bulan-bulan yang banyak penyakitnya, sehingga rumah-rumah biasanya melakukan pembersihan, lalu menggantungkan rumput Ai (艾草) dan changpu (菖埔) di depan rumah untuk mengusir dan mencegah datangnya penyakit. Jadi, festival ini juga erat kaitannya dengan tradisi menjaga kesehatan di dalam masyarakat Tionghoa.
Mandi Tengah Hari : Tradisi ini cuma ada di kalangan masyarakat yang berasal dari Fujian (Hokkian, Hokchiu, Hakka), Guangdong (Teochiu, Kengchiu, Hakka) dan Taiwan. Mereka mengambil dan menyimpan air pada tengah hari festival Peh Cun ini, dipercaya dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit bila dengan mandi ataupun diminum setelah dimasak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar